Minggu, 20 Desember 2015
Asma Nadia, namanya
sudah bergaung seantero negeri ini, siapa yang kini tak mengenal penulis yang
telah menghasilkan karya-karya yang fantastis. Bahkan beberapa sudah dibuatkan
serial drama sinetron dan difilmkan; seperti Sinetron "Sakinah Bersamamu,
Catatan Hati seorang Istri, Film
Hijabers Lovers in Love, Assalamualaikum Beijing, Surga yang tak
dirindukan", dan masih banyak lagi. Tema yang diambil selalu berhubungan
dengan keluarga, wanita dan hijab. Jujur, saya bukan penggemar berat Asma
Nadia, namun saya suka mengikuti update-update terbaru dari beliau. Dan ini
pertama kalinya saya membeli buku karyanya dan membuat review.
Kali ini Asma Nadia
membuat sebuah karya yang lain dari biasanya, sebuah novel dengan tema misteri
yang berjudul "Pesantren Impian". Tema yang cukup berbeda dengan
karya-karya sebelumnya yaitu wanita, keluarga dan hijab. Seperti yang sudah
saya singgung sebelumnya, Pesantren Impian merupakan novel pertama karya Asma
Nadia yang saya miliki. Padahal beliau sudah menghasilkan banyak novel, dan
baru kali saya tertarik pada karyanya, semoga setelah ini saya akan mulai
mengkoleksi novel-novel karya beliau, insyaallah!
Pesantren Impian
bercerita tentang sekumpulan perempuan dengan masa lalu yang kelam, berkumpul
disebuah tempat yang bernama Pesantren Impian. Di sini mereka memiliki tujuan
yang sama, yaitu berubah ke arah yang lebih baik, memperdalam agama dan
meninggalkan masa lalu yang penuh dosa. Namun, kejadian demi kejadian yang
mengerikan muncul, dari sikembar Sinta dan Santi yang bertingkah mengerikan
akibat obat-obatan terlarang, peristiwa pembunuhan Yanti yang misterius, dan
terbongkarnya pemerkosa Rini yang tak lain adalah orang terdekatnya.
Pesantren Impian:
Cinta, Teka-teki dan Kematian. Saya cukup tertarik dengan tag line judul
tersebut. Saya mencoba menerka-nerka bahwa Asma Nadia akan membawa saya pada
potongan teka-teki yang berhubungan
dengan cinta dan kematian. Ternyata dugaan saya benar pada awal cerita saya
langsung disuguhkan oleh sebuah potongan peristiwa pembunuhan yang terjadi di
Hotel, kemudian saya disuguhkan kembali dengan suasana rumah sakit dimana
seorang perempuan bernama Rini berhasil diselamatkan atas percobaan bunuh diri
karena ia telah diperkosa oleh orang yang ia tak tau wujudnya seperti apa. Dari
kedua kejadian ini saya harus terus membaca, agar rasa penasaran saya dapat
terjawab. Karena Asma Nadia akan memberikan jawaban dari teka-teki tersebut
selama saya terus mencari tahu yang
akhirnya membuat saya tidak bisa berhenti membaca .
Inilah kehebatan
narasi yang Asma Nadia berikan dalam novel ini. Pembaca diajak bersama-sama
memecahkan misteri demi misteri yang terjadi dalam cerita. Jadi selama membaca
saya terus menerka-nerka siapa Teungku Budiman, siapa Umar, siapa yang
memperkosa Rini, siapa si Gadis, kenapa Yanti dibunuh, berhasilkah rini selamat
dari kematian, dan bagaimana akhir kisah novel ini? Sampai akhirnya saya
menemukan jawaban dari semua pertanyaan saya setelah membaca novel sampai
selesai. Bahkan saya mencoba menerka
siapa sebenarnya pemerkosa rini dan diakhir cerita ternyata tebakan saya salah,
saya mengira si pemerkosa adalah bapaknya sendiri, namun ternyata………. Apa
kalian juga penasaran? Silahkan temukan jawabannya setelah membaca novel
"Pesantren Impian".
Namun ada tiga hal
yang membuat saya belum puas, yang pertama saya merasa ada narasi yang kurang
yaitu ketika si pemerkosa terpojok di ujung tebing yang curam bersama rini, di
saat itu si pemerkosa sudah ketahuan identitasnya, seharusnya ada narasi si
pemerkosa memberikan penjelasan atau alasan mengapa ia tega memperkosa Rini.
Jika ada narasi tersebut pasti lebih greget dan ngegemesin. Kemudian yang
kedua, ketika lamaran Umar diterima si Gadis tidak ada narasi suasana ijab kabul
yang mengharu biru, yang bisa membuat si pembaca menangis. Dan yang terakhir,
saya masih penasaran, siapa nama asli si "Gadis", karena dari awal ia
dipanggil Gadis. Apakah Gadis itu nama aslinya atau cuma sebutan dalam cerita
saja?.
Over all, BRAVO untuk
Asma Nadia!!!! Saya tunggu lagi kisah-kisah selanjutnya. Berikut ini saya kutip
kata-kata yang mengingatkan saya pada Almarhumah kakak yang sudah menghadap
Ilahi, bertemu dengan sang pencipta. We Miss You and will love you.
Terakhir pesan saya
bagi yang belum baca "Pesantren Impian", Ayo cari tahu teka-teki di
Pesantren Impian…. Saya jadi penasaran filmnya seperti apa soalnya saat baca
buku gregetnya minta ampun, apa lagi ada visualisasinya. Can't Wait!!!!
"Kematian adalah
kebebasan. Kematian adalah klimaks kehidupan, puncak pengabdian. Bukan akhir
kehidupan. Kematian membuat kita lebih dekat pada peristiwa yang memberikan
kebahagiaan tertinggi, saat kita bisa memandang wajah-Nya. Memandang maha keindahan,
seperti yang Dia janjikan bagi mereka yang beriman dan selalu berharap-harap
untuk bertemu dengan-Nya. Bagi orang-orang yang sedang menapaki jalan kebaikan,
kematian adalah berkah menuju pintu surga" (186, Pesantren Impian)
No comments:
Post a Comment
Tak harus merasa sungkan jika ingin berbicara ^.^